Kamis, 27 Januari 2011 | By: Muh Fadel R (Dr.Galau)

UFO Misteri Sepanjang Sejarah


Menengok sejarah peradaban bangsa Indonesia, adalah Eugene Dubois yang memulai penelitian sejarah perkembangan kehidupan manusia Indonesia pada tahun 1891. Selanjutnya penelitian manusia Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa terutama sepanjang aliran sungai bengawan Solo menyimpulkan adanya kehidupan manusia prasejarah yang hidup antara 2 juta sampai 1 juta tahun lampau yang disebut Phitecantropus Erectus yaitu kelompok mahluk yang sudah berjalan tegak yang hidup dengan instingnya. Selanjutnya ditemukan pula kelompok kehidupan mahluk yang lebih mempunyai kemapuan perfikir dengan melihat fosil tengkorak yang mempunyai ruang lebih besar yang disebut Megantropus Erectur hidup sampai dengan 1 juta tahun yang lampau. Demikian juga, penelitian menyimpulkan adanya kelanjutan kehidupan manusia yang lebih modern hidup dalam kurun waktu 50.000 tahun sampai 15 000 tahun yang lalu.
Mnusia Purba
Mengutip pendapat pakar arkeologi Mexico, Francisco M Calvan yang mengatakan bahwa kehidupan manusia prasejarah nampak lebih menyerupai kehidupan manusia moderen daripada sebagai penghuni gua yang primitif sederhana dan kompleks, lembut dan mewakili zaman, menawan hati dan gaib, suatu ekspresi bagaimana cara mereka memandang dunia, cara-cara bertanya, menyembuhkan, berkomunikasi dan menghitung, serta fungsi-fungsi lain yang mungkin sudah disempurnakan, tetapi itu juga menjadi bahan yang menawarkan lebih banyak persoalan dari pada solusi-solusinya untuk dipelajari. Bayangkan seandainya Bumi mengalami sebuah bencana alam yang terjadi di seluruh belahan planet ini, yang barangkali dikarenakan tertabrak sebuah asteroid (batuan angkasa yang mengorbit matahari). Planet kita akan terguncang akibat tumbukan itu, sehingga menghasilkan gelombang pasang yang sangat hebat (tertinggi dari yang pernah kita lihat) yang mana akan menyapu habis 80 persen peradaban yang ada. cerita fiksi tentang kehancuran peradaban karena bencana alam seperti itu sudah banyak kita ketahui seperti Domsday 2012 yang berbasis pada ramalan bangsa maya. Adalah sebagai pengingat bagi kita semua bahwa sesungguhnya manusia sangat kecil dibandingkan dengan kekuatan alam atau kehendak yang mahakuasa.
Senjata penghancur makin banyak diproduksi….
Namun sebaliknya kita lihat dalam kehidupan dunia saat ini, manusia saat ini sudah mampu membuat senjata penghancur massal yang sangat dahsyat. Menyerahnya jepang dari tentara sekutu tersebut taklain antara lain karena kehancuran 2 kotanya Hiroshima dan Nagasaki akibat bom atom yang dijatuhkan dari pesawat pembom Amerika Serikat. Kita menjadi lupa dengan kekejaman bala tentara Dai Nippon selama mengusai negeri ini dengan melihat penderitaan manusia yang terkena dampak bom atom itu.
Apa akibatnya jika senjata pemusnah masal tersebut digunakan lagi akibat pertentangan antar umat manusia ?. Maka sebagian besar warisan teknologi moderen akan musnah demikian juga segala sesuatu yang terkena dampak senjata nuklir itu. Dan andaikan ada yang masih tertinggal, walaupun hanya sedikit itu akhirnya juga akan rusak seiring dengan berjalannya waktu, sehingga sudah tidak dapat dikenali lagi. Setelah kabut sirna dari skenario penghancuran, kita akan mendapatkan hanya sedikit orang yang selamat – sejumlah kecil individu-individu yang pada akhirnya memulai suatu siklus peradaban manusia yang baru.
30.000 tahun yang lalu ada kehidupan seperti ini ?
Maraknya penelitian tentang asal usul kehidupan manusia bukan hanya terjadi di Indonesia yang dipelopori oleh Eugene Dubois itu, dibelahan dunia lain banyak dilakukan penelitian arkeologi serupa yang satu sama lain saling melengkapi. Pada 1937 para ahli arkeologi Eropa telah menemukan batu-batu pahatan yang memberi tantangan langsung atas pemahaman kita tentang sejarah manusia. Di dalam gua-gua Lussac-les-Châteaux, batu-batu pahatan yang ditemukan itu ternyata telah dibuat 15.000 tahun yang lalu yang telah mengungkapkan hal-hal diluar prasangka kita: lukisan-lukisan grafis dari orang-orang yang memakai sepatu, celana panjang, kemeja dan topi.
“Setelah ditemukannya batu-batu pahatan di Lussac-les-Châteaux itu, prasejarah mempunyai sebuah sisi baru, sebuah arti baru, tabir kegelapan masa lampau tersingkap, dan ‘kain usang kasar’ yang sebelumnya dipakai nenek moyang kita untuk menutupi diri mereka telah mereka campakkan saat itu,” kata mendiang Robert Charroux, seorang ahli arkeologi dan peneliti yang membaktikan karirnya untuk mengungkap cerita sebenarnya dari sejarah manusia.
Gambar-gambar pahatan ini merupakan sebuah kesaksian tentang teknologi dan pakaian yang disukai “manusia prasejarah.” Kalangan ilmuwan internasional sangat terkejut dan terheran-heran ketika pada 2002 dipastikan bahwa wajah-wajah yang dilukis di gua-gua La Marche bukanlah pemalsuan dari jaman kini, tetapi itu merupakan catatan-catatan resmi sejarah yang menyatakan tanpa keraguan bahwa ternyata manusia prasejarah tidak memiliki adat membalut tubuh dengan kulit binatang dan rambut kusut seperti yang telah dinyatakan oleh para ahli antropologi moderen.
Sebagai gantinya, catatan-catatan kuno ini menggambarkan sebuah populasi yang beradab juga, rambut pendek layaknya seorang olahragawan, jenggot yang terawat dan pakaian yang dijahit. Beberapa batuan menunjukkan detil-detil dari para pria yang menunggang kuda dengan penampilan pribadi yang sempurna dan yang secara keseluruhan bergaya moderen.
Para penyelidik seperti Michael Rappenglueck dari Universitas Munich menegaskan bahwa artifak-artifak penting ini telah begitu saja diabaikan oleh sains modern. Sementara sejumlah batu-batuan dari Laussac-les-Châteaux, yang sekarang ini dipamerkan di Museum of Man (Musium Manusia) di Paris, yang menggambarkan dengan jelas manusia prasejarah sebagai makhluk yang terlahir dengan kebudayaan dan kecerdasan yang tinggi – dan bukan karikatur manusia gua yang kita pahami selama ini – tetap jauh tersembunyi. Gambar kuno yang sudah membatu yang tersebar di belahan planet ini — San Francisco de la Sierra, Altamira, Vilhonneur, Lascaux, Chusca, Cosquer, Cap Blanc Gönnersdorf, Hayonim, Balzi Rosi dan masih banyak lagi tempat yang lain namun hal ini masih banyak diabaikan. Dari semua temuan arkeologi di dunia, gua-gua Tassili di Algeria dapat mewakili koleksi karya terhebat yang akan mengancam tergesernya pemahaman yang ada saat ini tentang sains moderen. Beberapa ribu ukiran dan lukisan yang berusia lebih dari 15.000 tahun lalu telah mengungkap pemandangan-pemandangan luar biasa bagi suatu populasi yang tadinya dianggap sangat primitif. Sebuah pertanyaan yang menggelitik, penemuan yang satu dapat mematahkan penemuan yang lain. Penemuan diluar benua eropa terbenam oleh kesimpulan penemuan yang sebelum di daratan eropa.
Demikian pula tentang cerita ramayana yang menggambarkan manusia dapat terbang dengan perhitungan gaya gravitasi serta manuskrip yang ditemukan di India yang menggambarkan bahwa manusia telah mengenal mesin terbang pada 15 000 tahun yang lalu adalah misteri kehidupan yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Dari temuan kehidupan manusia Indonesia 2.000.000 tahun yang lalu, budaya pakaian modern yang diperkirakan berasal dari 30.000 tahun yang lalu di benua eropa, seni lukis yang ditemukan di daratan Afrika serta mesin terbang di India yang bersal dari masa 15.000 tahun yang lalu adalah sebuah tantangan bagi umat didunia ini untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya kehidupan ini.
dibangun dua abad setelah kelahiran Islam
Jika kita melihat ajaran islam yang menyatkan Nabi Adam adalah manusia pertama dibumi atau datangnya hari kiamat adalah sebuah keyakinan sebuah kebenaran adanya. Keyakinan yang dilogikakan akan membuat manusia bingung, namun logika tanpa keimanan akan membuat manusia bingung juga. Namun ilmu pengetahuan juga dapat berpegang pada ajaran tersebut tanpa mematahkan apa yang terkandung dalam ayat suci Al Qur`an. Jika kita mempelajari teori evolusi darwin tanpa logika, hanya berdasarkan keyakinan maka kita akan marah karena mematahkan ajaran islam. Namun jika kita melihat waktu, misalnya candi borobudur yang dibangun dua abad setelah kelahiran ajaran islam, dalam kurun waktu 1400 tahun sesudahnya dimana dunia telah mencapai tehnologi luar angkasa, bahwa apa yang disampaikan dalam ayat suci Al Quran tersebut merupakan methode pengajaran yang dapat dicerna oleh siapapun dan jika kita telaah lebih dalam lagi maka ajaran islam tersebut adalah penghapus trauma perseteruan antar umat manusia yang berkibat kemusnahan peradaban. Hari kiamat tersebut merupakan kemusnahan alam semesta yang diyakini sebagai kehendak Allah dapat kita cerna sebagai methode untuk tidak membingungkan umat manusia jika kita ingin melogikakannya.
Penghancur peradaban umat manusia
Berbalik pada 15.000 tahun silam adanya temuan masyarakat india yang sudah mengenal UFO dibandingkan kelahiran ajaran islam pada masa 13.500 tahun berikutnya maka kemungkinan bahwa manusia sesungguhnya telah menguasai tehnologi luar angkasa yang sangat tinggi. Melihat keadaan yang berlangsung saat ini, perlombaan senjata terus berlangsung tanpa dapat dihentikan, pandangan memusuhi islam, pembunuhan dengan berbagai alasan, bertambahnya jumlah penduduk, efek rumah kaca yang pada akhirnya alam yang rusak itu menyulitkan manusia untuk menyediakan pangan. Dalam hitungan puluhan tahun kedaan alam makin rusak, perebutan lahan untuk memenuhi pangan itu dapat saja menimbulkan pertentangan antar manusia. Penggunaan penghancur masal itu dapat saja pada akhirnya memusnahkan peradaban umat manusia.
UFO, mungkin saja bagian dari peradaban masa lalu dibumi juga yang telah menyesuaikan kehidupannya akibat kehancuran alam. Kehancuran alam yang ditinggalkan itu dalam ribuan tahun itu telah mengalami recovery dengan manusia yang baru seperti kita saat ini. Perkembangan manusia yang diteliti dari temuan fosil, artefak dan temuan lainnya serta adanya UFO itu telah mendorong umat manusia terus mencari sejarahnya sendiri. Pencarian itu sekaligus mendorong manusia untuk mencipta alat untuk membantu pencariannya seperti pesawat2 luar angkasa serta laboratorium yang didirikan diluar angkasa.
kemunculan UFO di Russia
Apakah memang benar bahwa UFO tersebut mahluk luar angkasa ?. Atau bagian dari peradaban umat manusia juga yang telah mengalami mutasi ?. Menilik temuan fosil perkembangan umat manusia Indonesia yang menunjukkan adanya mutasi, mungkin saja mahluk dalam UFO tersebut juga hasil sebuah mutasi karena adanya pemusnahan masal antar umat pada masa lalu. Dengan melihat temuan para ahli yang menggambarkan pakaian modern 30.000 tahun silam, tehnologi luar angkasa 15.000 tahun silam, mungkin saja candi borobudur yang dibangun pada dua abad setelah kelahiran ajaran islam adalah karya umat manusia baru pengganti dari manusia super modern sebelumnya yang telah mengalami kehancuran akibat pertentangan. Sebuah expedisi pencarian keluar angkasa yang dilakukan oleh umat manusia seperti ke bulan atau planet mars adalah dalam rangka menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan.

Misteri Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.

Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti ‘terbit‘ atau ‘bersinar‘, biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.